Ke Pasar!

Hal pertama yang saya lakukan pada bulan April ini adalah...jalan-jalan lagi!

Yup, gara-gara sehari sebelumnya saya memaksa otak untuk berkencan sembilan jam dengan materi matematika dan membuat otak saya muak, sangat-sangat-sangat muak, yang ditandai dengan semalam suntuk tak henti berteriak, “Plis, udah plis, udah udah...gua nggak kuat!!!”dan melakukan demonstrasi heboh lewat diorama Angka Mengamuk dalam mimpi saya (mimpi diserang alien yang bentuknya angka-angka dan dimensi dua sama tiga), akhirnya pada pagi pertama bulan April, saya merayu-rayu ibu saya untuk membonceng saya jalan-jalan lihat pasar rakyat alias pasar tumpah alias pasar kaget di Unpad Jatinangor yang cuma ada setiap hari Minggu.

Pasar ini sudah ada sejak saya kelas lima atau kelas enam SD, kalau tidak salah, ditandai dengan fenomena alam, temen-temen SD saya pada ramai ngomongin dan saling cari eksistensi dengan cara sok bangga udah ke Unpad beli barang-barang yang kata kami dulu itu, lucu. Tapi saya yang emang kampring nggak pernah kesana. Sumpah, baru pada bulan April 2007 ini saya mengeluarkan diri dari rumah terus ke pasar itu.

Saya kira, pasar kaget Unpad ini kayak pasar kaget di Gasibu Tapi ternyata saya salah! Dia jauh lebih panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaang dan lengkap dibanding Gasibu. Gede banget! Pokoknya tadi itu saya dateng ke sana jam tujuh pagi dan jam sepuluh saya pulang tanpa sempat ngelilingin semuanya, padahal tadi saya berhenti mampir beli cuma sebentar. Beli ikan-ikanan sama sayuran doang. Gila, panjang pisan. Bener kalau gitu kata Pak Bambang, katanya si pasar kaget Unpad ini adalah pasar kaget terlengkap di Bandung. Segala macem yang mau dicari ada semua! Superlengkap banyak pemerkosaan terhadap harga, alias barangnya supermurah!

Sandang, pangan, papan, dan semua yang menyangkut hidup sehari-hari ada di sana. Cari apa aja pasti ketemu. Dan ini yang hebring, ada yang jual jasa ramal-ramalan lewat baca garis tangan. Bisa banget tuh buat para jomblo yang pengen tau apakah selamanya diri Anda akan merasakan sepi dan apakah hal itu disebabkan oleh garis tangan yang jelek atau posisi rumah yang terlalu menghadap ke timur laut. Hehe.

Walaupun barang di sini murah meriah, jangan khawatir! Kualitasnya rata-rata nggak jauh beda sama standar mall, kok! Modelnya juga nggak cupu-cupu. Lagian sekarang ini asalkan kita makenya pas, pasti barang murah pun bisa kelihatan mahal. Beneran. Sebaliknya juga gitu. Barang mahal kalau dipakainya nggak pas sih ujungnya kita dianggap kampring. Pake baju show panggung ala Mulan dan Maia (berhubung sekarang nggak boleh bilang mereka Ratu lagi) ke undangan anak yang baru disunat, hayoooooo? Apa nggak bakal dibilang saiko, kan? Hehe. Berlebihan.

Nah, pengen beli barang-barang murah yang berkualitas dengan berbagai pilihan motif, warna, dan model? Atau cuma pengen tau fenomena pasar kaget Unpad ini seperti apa? Ayo ke Bandung! (arkiar. Apr 07)

Argh, April!


Alhamdulillah, dikasih umur panjang buat ngerasain bulan April dengan berbagai macam ujian. Ujian Akhir Nasional, terutama. Nulis ini sih sambil mencoba sabar sama UN, tapiiiiii di dalam otak mah...Stresss! Sumpah! Beberapa hari ini saya lagi freak-freaknya belajar. Nggak tau kenapa. Mungkin karena udah tahu butuh kali, ya? Bayangin, saking stres dan freaknya, beberapa malam ini saya kebangun gara-gara tiba-tiba inget rumus dan langsung ngerjain itu yang namanya matematika. Trigono, lingkaran, peluang, statistik, dan transformasi terutama. Tapi kalau udah masalah dimensi tiga, udahlah saya nyerah. Intinya ntar di UN yang biasanya nyediain dua soal dimensi tiga, saya udah positif nggak bakal ngerjain. Parah! Emang dari dulu imajinasi keruangan saya sotoy banget. Hmmmm, tapi alhamdulillah ini stres bisa membawa saya lebih pinter lagi ngerjain trigono. Hmmm, semoga UN nanti lancar. SMAN 3 angkatan 2007 lulus 100%! Amin!

Masalah nggak cuma datang dari matematika aja ternyata. Bahasa Inggris dan bahasa Indonesia juga nggak kalah sulit, terutama setelah diberlakukannya kurikulum KBK. Sekarang kalau ngerjain soal bahasa indonesia tuh analisisnya harus mendalam dan harus bisa masuk ke pemikiran si pembuat soal. Jawabannya itu banyak yang subjektif. Ini kejadian nyatanya, kunci jawaban dari DikNas buat PraUN ini beda sama kunci jawaban versi guru kelas saya. Beda lagi sama guru les. Beda lagi sama guru kelas lantai bawah. Beda lagi sama keyakinan saya dan teman-teman.

Sekarang soal-soal bahasa indon udah nggak kayak dulu lagi yang nanyain mana anak kalimat, apa arti peribahasa, apa penghubung korelatif, mana frase atribut, dan hal lain yang teoretis. Sekarang pertanyaannya mengacu ke teks kayak apa amanat dari novel A, bagaimana watak tokoh, apa nilai agamanya, konflik apa yang terjadi, apa temanya, apa topiknya, apa inti permasalahan, apa latar belakang, ide pokoknya mana, kalimat utama mana, opini yang mana, kalimat sumbang, dll. Emang kelihatannya kayak gampang tapiiiiii dalam lima pilihan jawaban itu peluang benarnya hampir sama semua. Yang bikin kesel itu kalau udah masalah novel. Ini juga diprotes sama guru kelas saya dan Korrie Layun Rampan (tahu nggak ? Coba inget-inget waktu SD. Dia ini ahli bahasa yang hebbbbbbat banget. Inspirator waktu SD!) dalam suatu seminar pengajaran Bahasa Indonesia, katanya untuk bisa mengetahui watak, nilai, konflik dalam suatu novel atau cerpen, sepotong penggalan itu nggak cukup karena akan menimbulkan banyak kebiasan. Iya, emang bener. Biasnya banyak banget. Waktu dua jam buat lima puluh soal kayaknya nggak bakal cukup. Hmmmmmh, semoga nanti dikasih kemudahan. Amin.

Terus ganti lagi soal bahasa Inggris. Dulu saya masih bisa nyantei sama ujian ini soalnya bisa curi poin banyak dari listening dan grammar. Nah, sekarang? Listening masih insya allah oke, tapiiiiii grammar itu udah nggak diujikan lagi. Diganti sama apa? Soal teks! 30 soal! Atau dengan kata lain ada enam teks! Pertanyaannya udah nggak ecek-ecek lagi kayak UN taun sebelumnya. Sekarang yang ditanya tuh kayak teks ini termasuk dalam bentuk wacana apa, strukturnya gimana, main purposenya apa, udah gitu vocabnya makin susah aja. Kalau ngapalin sih ya bakal apal, secara si bentuk wacana dalam bahasa inggris sama-sama aja sama kayak bahasa indon. Cuma genti nama. Hortatorylah, analitical, spoof, recount, news items, report, gitu-gitu doang. Tapiiiii pas udah liat soal, wedun! Jadi bingung ngebedain mana report mana explanation. Dan yang lumayan bikin greget di hati anak-anak itu adalah selama tiga tahun sekolah, kita baru dapet materi itu sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, terus tiba-tiba jadi materi full UN tanpa kita dibekali latihan soal yang cukup. Hmmmm, ini nggak bijaksana banget nih. Kok orang-orang atas itu seneng banget ngebebanin murid-murid tanpa lebih dahulu survey kemampuan murid dan gurunya, ya?

Hmmmm, anyway, tapi yang namanya belajar ya kayak gini lah. Enak nggak enak pokoknya harus terima toh nanti juga efeknya buat kita. So, buat UN dan materi-materinya yang nggak bisa dianggap enteng, yaaaaaa semoga nanti bisa dibabat habis dengan menghasilkan nilai yang maksimal. Amin!

Hmmmm, mau nikmatin stres dulu, ah! Kalau lagi stres, mood belajar saya meningkat dan semoga bisa meningkatkan kemampuan otak. Amin.

Oia, minta doa supaya saya dan anak 3'07 bisa lulus UN 2007, ya! Makasih ... (arkiar. Ap 07)

Jalan-Jalan ke Kebun Binatang bersama Teman


Sehari setelah PraUN kemarin, aku dan empat orang temanku yaitu Amel, Astrid, Panca, dan Seli berjalan-jalan ke Kebun Binatang Bandung yang terletak di daerah Taman Sari. Di sana kami melihat banyak sekali binatang yang lucu-lucu. Mereka semua dikurung di dalam kandang yang besar sekali. Aku prihatin melihat mereka karena nampaknya mereka sangat tersiksa berada di sana. Muka mereka lesu dan seolah ingin bunuh diri. Mereka pun hanya diam saja di kandang. Mereka tidak mengobrol dengan teman sekandangnya seperti kita yang apabila ditinggalkan guru ke luar kelas maka akan ribut tertawa-tawa dengan teman-teman kita. Aku ingin melepaskan mereka dan melihat mereka bermain dengan riang di alam bebas.
Beberapa jam kami lewatkan dengan berjalan-jalan menggoda binatang agar mereka terhibur dan mempunyai semangat untuk menjebol pagar besi. Setelah lama berkeliling kami pun lapar. Kami lalu mencari tempat yang nyaman untuk memakan bekal kami. Kami menemukan taman bermain yang banyak berisi mainan anak-anak dan akhirnya kami memutuskan untuk makan di sana saja. Kami pun lalu makan dengan lahapnya.
Pukul dua siang kami pun pulang karena kami harus les. Kami senang sekali karena satu hari itu bisa kami lewatkan dengan tenang setelah sehari sebelumnya kami dibunuh oleh soal-soal Matematika yang sangat sulit untuk dijawab.







Cukup! Cape, ah jadi anak kecil! Udah tua, sih gua! Haha.


Ya, jadi kemarin Rabu tanggal 28 Maret itu saya dan empat orang temen saya si Meru, Acid, Punch, dan Be Es berkat kebaikan hati Mama Panca yang punya Free Pass masuk kebun binatang untuk lima orang akhirnya bisa ke Kebun Binatang. Seneng banget! Iya, soalnya terakhir kali saya ke Kebun Binatang itu waktu saya masih di Surabaya, waktu umur saya masih tiga tahun. Parah banget tuh. Pokoknya saya udah nggak inget lagi gimana bentuknya Kebun Binatang. Saya malah ngira kalau yang namanya kebun binatang itu isinya kandang-kandang hewan yang dibarisin dan kita lewat di tengahnya gitu kayak di petshop. Hihihi, ternyata salah! Kebun binatang itu dibikin kayak hutan gitu. Pohonnya gede-gede terus kandangnya juga lebar.



Kekatrokan saya nggak sampai di situ aja karena saya juga nggak tahu gimana bentuk binatang itu secara langsung, saling berhadapan, bersalaman, dan menyebutkan nama! Pokoknya cuma tau bentuk binatang dari buku-buku aja. Makanya kemarin itu waktu Acid usul buat makan di luar SMAN 3 dan itu adalah di Kebun Binatang, saya seneng banget, soalnya nggak pernaaaaaaaaaaaaaahhhhhh. Pengen liat binatang secara face 2 face. Kayaknya lucu gitu. Eh, ternyata beneran! Lucu-lucu banget.



Beruang itu ternyata mirip Teddy Bear. Ekor merak itu ternyata gedeeeeeee banget. Buaya itu emang kayak di dongeng-dongeng, punggungnya ditumpaki sama kura-kura. Oia, jerapah tuh tinggggggggggggiiiiiiii banget. Kakinya panjang. Kayaknya kalau si Jerapah diajak duduk di perpus bakal kesulitan deh. Hihi. Emangnya Ferdy yang kakinya selalu bikin orang kesusahan lewat -pis, fer, pisssss...- ? Terus unta itu ternyata juga tinggi dan brewokan. Iya loh brewokan! Eh, gajah tuh eeknya gede banget ya? Mana banyak serat-seratnya lagi. Bau. Oia, siamang itu ternyata bulunya hitam, suaranya ngebas. Waktu dia teriak-teriak saya sempet takut selaput suaranya pecah, habisnya pake acara kembang kempis dengan ekstrim gitu. Hihihihi, kampring banget ya saya? Ih, habisnya nggak pernah lihat kebun binatang dan isinya. Selama ini hidup tuh nggak lepas dari mall. Bosen juga. Ke Surabaya pun diajakinnya ke Mall sama si Ayos. Oh, goooodddd (Emang dasar Ayos, ruang lingkupnya kecil! Punah aja lo! Hehe).



Hmmmmm, waktu ke Kebun Binatang itu, saya kaget juga tuh, gara-garanya saya lihat nama-nama sodara-sodaranya si Panca ini superkeren. Nggak percaya ?



Nih, ada Natrix piscator, wuih serasa kenalan sama alien dari planet dari sabuk Kuiper, kan? Padahal dia ini adalah ular kadut sapi! Hehe.



Terus ada Varanus salvator, gila euy, serasa kenalan sama bintang telenovela gini padahal dia mah Biawak.



Nah, ini ada yang agak-agak asing, kayaknya dia dulu dinamai dengan inspirasi dari filsuf Yunani jaman dulu deh, dia ini namanya Pelicamus conspiculatus, dia ini keluarganya Pelecanidae, asalnya dari ostrali, tapi walopun begitu dia ini suka makan mujair, sama kayak saya. Tau nggak dia ini siapa? Dia ini Pelikan Australi.



Ini nih ada yang gila, si Siamang. Sumpah dia mah gila pisan. Ngamuk-ngamuk gitu, nggak jelas banget. Masa cuma gara-gara kita nggak mau ngasih makanan ke dia terus dia bisa marah-marah gitu. Dasar! Nama ilmiahnya Hylobates syndactilus. Mana nggak jelas lagih namanya. Dasar siamang.



Ehm, ganti topik. Kalau dulu kita sering mikir kalau yang namanya kebun binatang itu penuhnya sama anak TK dan balita, wah mulai sekarang pemikiran yang kayak gini harus dihapus, Teman. Apa pasal ? Karena yang saya lihat kemarin itu, kebun binatang itu isinya cewek-cowok yang pacaran gitu. Haha, kok kayaknya gua sensi banget ya sama yang namanya pasangan-pasangan? Sindrom nggak punya pacar, ngarepin orang untuk jadi pacar, atau malah kelainan jiwa kayak apa yang dibilang Astrid ? Oh, nooooo!(arkiar. Mar 07)

Sok Kaya Makan di Luar






Iya ni, saya dan empat orang teman saya, Be Es, Panca, Meru, dan Acid kemarin habis makan di luar. Bangga aja gituh, orang miskin kayak kita bisa makan di luar kantin SMAN 3. Hihi. Kemarin kita makan di Gampoeng Aceh yang ada di Dago Atas, depan EEP, setelah SMANSA.
Kenapa kita pilih tempat ini, satu, karena tempat ini jauh dari sekolah kita, jadi aura-aura stres PraUN itu tidak lagi bisa menggelayuti alam batin dan pikiran kita. Kedua, karena Panca ngerekomendasiin tempat ini. Kenapa bisa direkomendasiin yaitu karena Gampoeng Aceh ini satu-satunya tempat di luar SMA 3 yang masih punya harga yang masuk akal. Nah, selain itu Gampoeng Aceh yang interiornya didominasi sama warna merah ini punya menu khas yang enaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkk banget, Roti Cane.
Oiya, sebagai orang pelit sejati yang tau diri bahwa duit selalu sulit mendekati kita , sebelum saya dan teman-teman saya meninggalkan SMA 3 untuk makan, kita udah siapin dulu yang namanya air minum. Hehe. Takut aja kalau nanti beli di sana jadi mahal. Hehe. Padahal mah pas udah nyampe di GA, mereka ngasih servisan air putih gratis. Yah, tau gitu mah nggak usah beli air putih botolan atuh. Hehe.
GA emang bukan tempat kayak Kampung Daun, SapuLidi, The View, Valley, The Peak gitu. GA tuh sederhana dan emang nggak ada apa-apanya kalau dibanding sama resto yang harga steaknya bisa sampai 100.000 itu, tapi jangan salah, walaupun GA kayaknya ecek-ecek banget, si GA ini punya aura yang bisa bikin kita betah buat lama-lama nongkrong di situ. Interiornya sederhana tapi cantik. Bikin nyaman. Ditambah lagi dengan dia terletak di bilangan Dago Atas, ya view yang nemenin kita makan tuh bagus banget. Dago dan aktivitas sibuknya yang seksi. Cieeeh. Waktu yang paling enak buat makan di GA tuh kalau udah menjelang malam. Satu karena lampu-lampunya asik. Dua, Dago kalau malam rame banget. Tiga, banyak Eksmud-eksmud ganteng yang makan di GA. Ngeceeeeeeeengggg. Hehe. Mumpung gua lagi nggak ada yang punya. Hehe.
Hummmmm, GA ini selain terkenal sama Roti Cane-nya juga terkenal sama Mie Tumisnya. Harganya walaupun bisa dibilang masuk akal, tetep aja sih kata saya mah ini harga harusnya bisa agak lebih murah dikiiiiiiit gitu. Mmmm, harganya 7000, mahal yah? Hu um. Ini nggak tau karena emang mie tumisnya sebenernya rasanya biasa aja menurut saya atau saya yang kebiasaan mintain makanan orang dan berprinsip bahwa makanan yang paling enak adalah makanan hasil hunting makanan orang lain, soalnya menurut saya mie tumis ini kehitung mahal soalnya rasanya nggak worth it. Biasa aja. Nah, tapi kenapa banyak yang bilang kalau mie tumisnya enak? Ah, nggak tau deh, terlanjur.
Nah, kalau tentang Roti Cane, emang nggak diraguin lagi, uenaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkk banget. Menurut kasil konferensi dadakan antara saya, Acid, Panca, Be Es, dan Meru, Roti Cane ini boleh dibilang generasi pertamanya Crepes yang ada di mall! Soalnya bahannya itu sama dan rasanya kurang lebih juga sama. Cuma bedanya kalau Crepes itu kulitnya dibentuk dalam satu cetakan bulat yang besar dan toppingannya ada di dalam terus dilipat-lipat, sedangkan si Cane ini topppingannya ada di luar dan kulitnya nggak dilipat. Selain nggak dilipat juga si kulitnya ini nggak disajikan lebar bulat gede gitu, tapi dipotong memanjang dan dilingkarin di piring.
Roti Cane yang ada di sini adalah roti Cane keju. Ada banyak pilihan rasa, sebenarnya tapi lupa. Hehe. Lagian kita juga nggak mesen soalnya mahal. Roti Cane keju ini adalah yang paling murah, harganya 7000, itu pun kita berlima patungan buat belinya, Hehe. Sesama miskin harus saling membantu, dong!
Oh iya, satu tips, kalau mau makan roti Cane jangan sendirian soalnya bakal eneg banget. Si Roti Cane ini kan 7000-nya worth it banget. Udah enak, banyak lagi! Nah, makanya kalau mau makan Cane harus minimal berdua. Ajak temen gitu biar rame. Kalau nggak punya temen, ya ajak saya aja. Hehe. (arkiar. Mar 07)

Fallensea 2007

Kirain ini nama bazar anak angkatan 08 tapi ternyata...Bukan! Fallensea atau nama resminya Valensi ini adalah festival band tahunan OSIS SMAN 3 Bandung. Maklum deh saya nggak tahu soalnya dua tahun sebelumnya, acara yang udah rutin diadain dari tahun 90'an ini absen diadain dengan sebab yang nggak jelas.
Festival ini dimulai layaknya festival band lain yang ngadain dulu audisi sebelum tampil di panggung pas hari H. Beberapa puluh band yang dipersoneli sama anak-anak 3 ini antri daftar di sekre OSIS yang ada di atas kantin. Then setelah satu bulan pendaftaran dibuka, akhirnya diaudisilah mereka buat nemuin siapa aja yang layak tampil di babak final yang bakal ditonton anak-anak 3 dan alumninya.
Akhirnya setelah melalui proses itu, band yang layak tampil pada tanggal 21 Maret 2007 kemarin di lapangan parkir belakang SMAN 3 Bandung adalah Demons Food for Children, Eksposisi, Moving Blue, NSKL aka NoSkill, One o One, Ruled by Secrecy, Sandy The Bastard, dan The Cielo. Semua band ini emang layak tampil di babak final. Top. Keren.
Ada band yang cukup gila dan ngagetin. Demons Food for Children. Vokalisnya cadasssssssss! Saya dan tentunya semua penonton yang rela panas-panasan jam dua siang di lapangan parkir belakang langsung nganga waktu lihat band yang aliran rock-nya sangat tajem ini beraksi. Gimana enggak, di depan kita, berdiri seorang gadis dengan pakaian serba hitam, eye shadow item, lipstik item, rambut sebahu yang disisir ke depan, teriak-teriak dengan power yang sangat....sangat bisa bikin kita bilang, “Anjis!”
Anak yang belakangan diketahui sebagai siswi kelas X-2 atau dalam bahasa gaulnya kelas 1-2 ini emang gila banget tuh powernya. Dia nyanyi 3 lagu, full lirik dan full teriak. Saya aja yang cuma denger jadi ikutan serak! Belum lagi telinga pekak! Wedun! Hebat hebat hebat. Cuma sayangnya nafas dia terlalu pendek tuh jadinya teriakan metalnya itu banyak diselipi suara ngos-ngosan.
Selain fenomena vokalis cadas dari DffC, ada lagi fenomena gila. Kali ini datangnya dari The Cielo, band anak kelas tiga. Si Acim, gitaris, ilang kesadaran. Nggak, dia nggak pingsan, tapi sukses membuat penonton hampir pingsan. Dia dengan garangnya ngelempar gitar ke punggung dan malang sekali, Sodara-sodara! Tali gitar wirelessnya putus! Gitarnya kelempar, kebanting, dan jatohhhhhhhhh jauh ke belakang! Semuanya teriak gara-gara inget harga gitar jenis kayak gitu itu lebih dari lima juta. Makin gila juga para penonton waktu kita lihat si Acim dengan muka sok nggak ada apa-apa balik ke belakang, ngambil tuh gitar terus kakinya sibuk main efek. Gila lo, Cim!
Band yang paling asik adalah....One o One! Nampol banget, gila, sumpah, asik! I love youuuuuuu, Prizaaaaaaa!!!
One o One ini adalah band yang isinya vokalis semua, tapi mereka nggak mau disebut boyband, soalnya sebelum mereka tampil, mereka udah bikin dan mainin aransemen lagunya sendiri. Anyway, apapunlah, pokoknya mereka keren. Mereka bawain lagu aliran RnB dengan lirik yang lucu. Wuih, beatnya seksi dan asik banget buat goyang. Terus mereka juga pake acara break dance di tengah lagu. Break dance-nya? Lumayan, salut salut!
Fallensea ini seperti layaknya acara-acara OSIS LIII lain, kayak Edu Fair yang udah dateng duluan bulan Februari kemarin, digarap secara serius oleh anak OSIS dan dibantu anak SSR (Sanggar Seni Rupa). Lighting panggungnya keren untuk ukuran acara lokal intern sekolah, pangggungnya juga digarap apik, dan kualitas sound systemnya cukup lumayan walaupun saya perhatikan perbandingan antara luas area dengan besarnya watt yang digunakan kurang seimbang sehingga output suara dari speaker kurang jernih.
Nggak cuma dari segi garapan panggung dan acara aja yang keren, dewan juri buat menentukan siapa saja juara Fallensea tahun 2007 ini juga keren. Niat banget bawa dewan juri dari kalangan wartawan, guru seni dan bahasa SMAN 3, dan orang-orang radio anak muda Bandung. Selain itu, bintang tamunya juga keren! Fallensea ini diisi oleh band-band papan atas Bandung yang ternyata adalah band keluaran Fallensea tahun-tahun jebot, yang berarti mereka adalah alumni 3. Sebut Bobibenz dan Vincent Vega.
Bobibenz ini adalah band angkatan 2001 yang udah sering manggung di berbagai acara. Performa mereka mantep, aura bintangnya dapet, dan lagu yang mereka bawain walaupun keras tapi sama sekali nggak membuat saya yang antilagu keras jadi anti mereka. Mereka profe banget ngebawain lagunya! Ditambah lagi, asik aja lihat alumni tahun jebot manggung di depan sambil pake baju batik 3 pada zamannya..
Tau Vincent Vega ? Vincent Vega yang gitarisnya adalah Saugan Najib, anak Mesin ITB 02 yang setaun jadi temen sekelas saya waktu ngambil kelas bahasa Mandarin di EEP adalah salah satu band yang masuk album kompilasi Indiefest LA Lights. Lihat deh di iklan album kompilasi yang belakangan banyak di tivi-tivi, di urutan terakhir nama band-nya ada Vincent Vega. Vincent Vega ini jadi bintang tamu utamanya Fallensea. Mulai jam lima lapangan parkir belakang langsung dipenuhi sama alumni angkatan atas yang pengen reunian sama anak-anak Vincent Vega, mereka dengan sabarnya rokokan di belakang nungguin VV manggung sampai akhirnya jam 6 enam VV memulai aksi keren mereka dan menebarkan aura bintang yang jedhaggg banget di depan ruang AVI.
Selain ada Vincent Vega dan Bobibenz, ada The Crave! The Crave ini sedikitnya sealiran sama Maliq, jadi bisa diraba-raba bagaimana asiknya goyangan yang ditimbulkan dari tiap beat yang diproduksi sama band yang ternyata sering manggung di gelaran-gelaran acara milik Bandung ini. Tapi dibanding sama Maliq, The Crave ini jauh lebih asik! Mengapa ? Karena lewat dua alat musik tiup khas jazz-nya mereka berhasil membawakan lagu-lagu mereka dengan feel jazz yang kentallllll banget. Bagus! Improv dari vokalisnya keren banget. Nggak biasa. Kemampuan manggung mereka juga nggak diragukan lagi, serasa lagi nonton bintang Java Jazz gitu! Tampil dengan gaya resmi eksmud alias pakai kemeja yang lengannya dilinting sampai siku dan celana krem, mereka mampu membius para penonton buat tepuk tangan heboh.
Ehm, seperti yang saya sebutkan tadi, Fallensea ini adalah festival band, nah, siapakah juara pertamanya? Nggak salah lagi dan ternyata prediksi saya dan anak-anak benar! Juara pertama adalah band-nya si cewek cadas tadi, Demons Food for Children. Wah, nggak sia-sia emang perjuangan teriak-teriak jam dua siang, lima belas menit nonstop. Selamat, selamat!
Akhirnya, dengan ditutup oleh adzan maghrib dan pembagian hadiah yang agak kurang greget karena orang-orang udah pecah konsentrasi untuk nungguin VV, Fallensea tahun 2007 ini meninggalkan kesan yang sangat baik di hati anak 07 yang nggak tau apa-apa tentang Fallensea. Fallensea asik bangetlah! Nggak rugi baru pulang jam setengah tujuh malam dan nyampe jam delapan malam. Hmmmm, semoga tahun depan Fallensea-nya jauh lebih keren dari sekarang. (arkiar. Mar 07)