Greeting from Cileunyi

Halo semua!

Dua bulan tidak bertemu, pasti pengen tahu apa kata-kata yang paling sering saya ucapkan selama kita tidak bersua dalam tulisan, kan? Sabar dulu, tenang dulu, ambil cemilan dulu. Kalian akan tahu setelah kalian menamatkan tulisan ini dan beberapa tulisan yang hari ini saya post di antara kesibukan saya yang tak tentu.

Dua bulan ini, huff you don’t know how hard it’s been. Olah otak, olah emosi, olah raga, olah duit, olah ibadah, pokoknya jiwa dan raga saya benar-benar mendapat asupan lezat!!!! Urusan pertama beres, muncul urusan lain beserta anak-anaknya. Pulsa tentu saja tersedot. Biasanya pulsa sms 25ribu itu jatah untuk tiga bulan, tapi dua bulan ini saya udah dua kali isi ulang pulsa sms 25 ribu dan berpuluh ribu lain untuk pulsa regular. Inbox sms yang biasanya hanya saya hapus tiap satu setengah bulan karena isinya sudah delapan ratusan, nah selama dua bulan ini saya sudah menghapus inbox selama empat kali karena inbox saya sudah jenuh dengan seribu seratus smsnya. Bukaaaaaaan, itu bukan inbox yang isinya sms percintaan!!! Saya masih bertahan dalam ke-single-an saya yang begitu indah dan syahdu. Eh, tapi sempat ada sih sms yang manis-manisan gitu, tapi akhirnya saya memutuskan untuk menghentikannya karena saya nggak bisa konsen sama dia. Jadi, ya sms manis itu hanya sekian persen saja dari sms yang masuk ke inbox saya, selebihnya adalah sms yang membuat jiwa dan raga saya begitu terolah.

Hajatan besar yang sudah dan sedang saya hadapi adalah arrange liburan Ganesha ke Pangandaran yang alhamdulillah udah beres dan yahhh, hasilnya bolehlah ya, dan Praktikum Profesi ke Singapura. Praktikum oh Praktikum. Kata “Praktikum” adalah kata ter-night-mare pada semester ini. Nggak cuman bagi saya, tapi juga bagi teman-teman 2007 lainnya. Gila gila gila gila. Masalah pertama dari prakprof adalah masalah pesawat dan travel. Dua minggu berkutat dengannya dengan segala macam perasaan akhirnya beres juga alhamdulillah. Beres masalah itu, masuklah ke sesi berikutnya, masalah materi. Hiks hiks hiks. Ini olah otak yang sesungguhnya. Belum tahu nih udah beres atau belum, tapi alhamdulillah berkat konsultasi dengan para dosen yang baik hati, terutama Bu Junita, akhirnya dapet juga satu titik temu. Semoga memang itu titik temunya, deh.

Hmmm, hal terberat tapi juga paling bermanfaat dari urusan perprakprofan itu adalah how to deal. Karena saya adalah team leader di situ, objek yang harus saya hadapi adalah kawan-kawan anggota saya dan bapak-ibu dosen sekalian yang padahal ngurusin satu di antara mereka aja udah bikin saya pengen loncat batu nias. Waktu awal-awal menghadapi mereka semmmuaaaa, sempat ada kesengsaraan batin, tapi makin ke sini karena udah makin kenal dan makin biasa, jadi ya sudah nggak ada masalah. Ada masalah juga biarin aja, ntar juga selesai sendiri. Haha. Engga gitu. Maksudnya, udah nggak syok-syok amat kalau ada masalah karena udah memprediksikan kalau masalah itu bakal datang sebagai akibat atau respon dari masalah lainnya. Jadi ya tinggal mengeluarkan plan-plan penyelesaian yang sudah dipersiapkan.

Yah, semoga lancar deh praktikumnya. Tanggal 22 November saya bakal ke Singapura, semoga semua urusan lancar dan bisa pulang dengan semangat dan sukacita pada tanggal 26 Novembernya dan laporannya pun beres. Semoga semester tujuh ini akan berakhir happy ending. Eh, sebentar, tulisan ini belum beres. Haha. Isi inbox saya nggak cuman pangandaran, sms manis yang saya akhiri, dan prakprof. Seperti biasa, masih ada sms reminding jadwal ngajar dan sms anak-anak tutor yang lutchu-lutchu. Oh mai goat, betapa besar jasa hp saya yang sejak tahun 2005 menemani saya. Bertambah lagi deh satu rangkaian cerita yang dia rekam dalam perjalanan saya menuju kedewasaan. Kikikikik.

Oia, saya patah hatiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii. Huaaa huaaaa huaaaa huaaaa huaaaaa. Bukan, bukan sama yang sempat bersmsan manis sama saya. Dia nggak bikin saya patah hati. Bukan juga patah hati gara-gara menyimak perjalanan cinta E*tu yang panjaaaaaaaaaaaaaanggggg banget setelah putus sama saya dua tahun lalu. Bukan. Bukan. Bukan. Saya nggak peduli sama E*tu. Eh, peduli ding, itu buktinya masih tahu perjalanan cintanya yang begitu panjang. Hahaha. Nggak ding. Piss ya E*tu. Haha. Kali ini saya patah hati sama seorang laki-laki yang begitu biassssssssssssssa sampai saya juga bingung kenapa dari bulan Juli lalu saya suka sama dia. Garis bawahi, SUKA, masih baru SUKA, belum ke tahap lain. Ah, gitulah, patah pokoknya hati saya. Ahahahaha. Saya bingung deh, kenapa sih saya, pertama, selalu suka sama orang yang nggak bakal mungkin suka sama saya dan kedua, sama orang yang nggak tahu gimana caranya menghargai perasaan perempuan. Karena hal ini sudah terjadi beberapa kali, maka walaupun saya yakin seyakin-yakinnya bahwa dia adalah orang yang tolol, sebenarnya orang yang lebih tolol lagi adalah saya. Ya, saya! Nggak bisa belajar apah dari pengalaman yang dulu-dulu, dari jaman SMP yang suka abisssssssssssss sama Ifan selama empat tahun dan seterusnya seterusnya suka sama orang lain lagi. Aduh, Riki, kenapa sih harus suka sama orang yang setipe lagiiiiii? Setipe jahatnya kayak Ifan. Huaaa huaaa huaaaa. Hedehhhhh.

Eh, tapi untuk patah hati yang sekarang, saya udah punya kemajuan. Saya nggak sedih gara-gara patah hati. Yang saya rasakan dari kepatahhatian ini adalah SEBELLLLLLL sama diri sendiri. Betapa bebalnya otak dan hati saya untuk lagi-lagi suka sama orang yang nggak mungkin suka sama saya dan nggak tahu gimana caranya menghargai perasaan perempuan. Aduh, umur udah 21 tapi selera masih aja sama kayak waktu dulu masih umur 12 tahun. Ini nggak boleh dibiarkan. Kalau gitu, resolusi saya buat tahun depan atau bulan Desember nanti adalah, Jangan suka sama orang duluan karena orang yang saya sukai duluan adalah orang yang nggak bakal balas suka sama saya dan dia juga adalah orang yang bodohhhhhhh nggak tahu gimana caranya menghargai perasaan orang! Huh! Saya nggak bakal ngeceng lagi, saya cuman mau menyeleksi orang yang suka duluan sama saya. Kalau ada itu juga. Hahahha.

Ah, ya sudahlah, pokoknya itu update kabar terbaru dari saya. Oia, masih penasaran kata-kata apa yang sedang sering saya ucapkan? Ah, lebih baik Teman-teman nggak usah tahu. Itu adalah kata-kata umpatan. Sering hanya saya ucapkan dalam hati setelah bilang Astagfirulloh dan Masya Allah, tapi akhirnya tak tertahankan juga keluar ketika di jalan raya kalau ada pengguna jalan yang berpotensi membuat saya celaka. Hahaha. Kalau mau tahu, ayo saya bonceng, nanti tahu sendiri. Hehehhehee.

Ah, sh*dddddddd, saya masih punya banyak kerjaan di Minggu siang yang cerah ini. Sampai jumpa lagi.

Salam cinta.

Rikian.

Ark. Nov’10.