Bandung : Antara Persib dan Kang Dada…

Siapa yang belum tahu bagaimana cintanya masyarakat Bandung kepada Persib? Rasa cinta ini tak hanya dituangkan dengan menjadi bobotoh fanatik yang hadir dalam seragam biru setiap Persib bertanding, namun juga lewat pengungkapan uneg-uneg, saran, kritik, dukungan untuk Persib di media lokal, yang aksesnya melalui sms. Kecintaan masyarakat Bandung kepada Persib tampil dalam gaya bahasa yang polos dan mengundang tawa. Ada yang benar-benar menganalisis layaknya komentator bola, ada yang mengkritik lewat bahasa Sunda yang logat dan mimiknya sangat khas Priangan, bahkan ada juga yang tetap berusaha mengeksiskan diri seperti, “…..(kritik)…muat, ya! Pulsanya minjem nih. Malu kalo nggak dimuat.” Hehehe. Saya juga masih ingat masa SMP saya yang saya lewati dengan bobotoh Persib. Ketika guru absen, yang mereka lakukan adalah menciptakan yel-yel untuk pertandingan Persib, yah minimal mengaransemen musik baru yang lebih heboh. Hmmm, tak diragukan, Persib begitu memasuki hati orang Bandung.

Hal yang umum, memang, apabila warga kota mencintai tim sepak bolanya. Nah, bagaimana dengan hal ini, adakah kota yang begitu mencintai walikotanya hingga lagu untuk walikota pun diciptakan?

Tentu saja ada, Bandung-lah kota itu.

Beberapa hari yang lalu ada satu lagu yang menggelitik saya. Awalnya saya mengira lagu bergenre rock tersebut hanyalah lagu iklan, namun ternyata anggapan saya salah. Lagu tersebut benar-benar lagu sebagaimana lagu popular lainnya. Hanya saja liriknya sangat spesifik merujuk kepada satu orang, yakni walikota Bandung, Dada Rosada yang akrab disapa kang Dada. Sayangnya saya belum tahu apa judul lagu itu, siapa penyanyinya –tapi saya yakin penyanyinya masih dapat dikatakan sebagai pemuda–, dan siapa penciptanya meskipun lagu tersebut cukup sering diputar di radio.

Satu lagi, jangan salah, radio yang memutarnya pun bukan radio yang penuh dengan percakapan politis, namun radio yang selalu memutarkan lagu fresh dari Indonesia dan negara luar. Segmennya memang bukan kalangan remaja belasan tahun, tapi bila memerhatikan perjalanan radio tersebut yang selalu memutarkan lagu popular terbaru, cukup menakjubkan juga mendengar lagu untuk Kang Dada diputar di sana.

Berikut petikan lirik lagu tersebut,

....

....

Bandung bersatu, ayo terus maju

Prestasi jitu tanpa pandang bulu

Bersih makmur taat bersahabat

Dengan tujuh program strategis lima gerakannya

Dukunglah Kang Dada sebagai walikota

Agar tercipta bahagia, Bandung yang bersahaja

Dialah Kang Dada, figur walikota

Yang bisa merubah kita

Warga Bandung makmur sejahtera

Yang saya lihat, rasa cinta kepada Kang Dada ini timbul karena interaksi yang intens antara warga dengan Kang Dada. Salah satu media lokal Bandung-lah pahlawannya. Media yang juga menampung uneg-uneg untuk Persib ini setiap hari memuat surat pembaca yang berisi masukan, saran, kritik, dan laporan keadaan Bandung yang ditujukan kepada Kang Dada. Uniknya lagi, pada hari tertentu media ini memuat tanggapan Kang Dada. Tak hanya itu, segala kegiatan Kang Dada dan rencana strategisnya pun dimonitor oleh media ini sehingga masyarakat Bandung benar-benar mengetahui sosok pemimpinnya.

Lagu di atas bagi saya memiliki dua arti. Pertama, penghimpun kepercayaan masyarakat Bandung untuk Kang Dada, apalagi lagu tersebut dibawakan oleh pemuda yang saat ini pengaruhnya cukup besar. Kedua, lagu tersebut merupakan cerminan bahwa Kang Dada telah dipercaya masyarakat Bandung untuk membawa Bandung ke arah yang lebih baik. Logikanya, kecil kemungkinannya apabila lagu itu muncul tanpa ada rasa hormat yang tulus kepada Kang Dada. Rasa hormat itu tentu timbul karena telah adanya kepercayaan kepada Kang Dada.

Bagaimana dengan kota lain? Adakah yang seperti Bandung? Suatu hal yang positif tentunya apabila tak hanya Bandung yang memiliki masyarakat yang begitu loyal. Akibat jangka panjangnya, hal tersebut diharapkan meluas hingga timbul sense of belonging terhadap Indonesia. Bila hal ini tercapai, tak sulit nampaknya untuk membangun Indonesia. Alasannya sederhana, karena salah satu kunci pembangunan adalah adanya kecintaan dan kepercayaan rakyat kepada pemimpin serta instrumen kehidupan bernegara lainnya.

Ark. Feb’08