Skripsi


Saya paling deg-degan kalau sudah menemukan satu nama muncul di layar hape saya, baik sebagai sms maupun telepon, dan notifikasi email saya. Bayangan revisi langsung menyalak-nyalak. Mungkin juga saya kurang lengkap dalam berdoa. Harusnya saya jangan cuma berdoa dapat tanda tangan acc, tapi juga berdoa supaya otak saya bisa berpikir dengan tepat sehingga tidak perlu banyak revisi. Hehehe.

Kejadian paling baru ya tadi siang. Saya lagi merevisi kerangka analisis saya di perpus. Nah, berhubung jam sudah menunjukan pukul 14.15, saya siap-siap turun dari perpus karena ada jadwal ngajar pukul 15.00. Eh, baru saja saya mau sign out YM, tiba-tiba ada notifikasi. Si Ibu *begitu saya biasa memanggilnya* ternyata mengirim DM. Wah, feeling udah nggak karuan, nih. Pas saya buka DM, benar kannnnnnnn.....

"klo gedung mall aja DestBrandingnya jadi kabur ya.klo gitu artefaknya ditanbah iklan2 d media cetak, board n internet meng mal spore!"
Nah, loh Rik. Hmmmm, saya urung beresin laptop dan segala aksesoris. Otak langsung mikir. Apaaaa coba ya ini harus balas apa. Lama mikir, saya balas dengan beberapa DM lagi *iyalah, masa sama doa*
"mmm,berrati proses dest,barndingnya sdh dimulai sejak khalayk masih berada di rumah ya bu? kl begitu, artefak meng iklan,terutama situs dest.branding spore diletakkan di aspek Tourism pencitraan brilliance dan benignity karena situs tsb melayani fungsi turisme dan memiliki citra brilliance dr teknologi internet utk mengakses spore serta citra benign dr kemudahan yg ditawarkan kpd turis (turis bs memesan pesawat,hotel langsung dr situs tsb). apa seperti itu bisa bu?"
Karena saya harus berangkat mengajar dan saya nggak bawa modem, jadi pembicaraan terputus, tuh. Pas magrib saya pulang dan tersambung dengan internet, saya baca balasan Ibu. Rasanya benar-benar bikin berpikir.

"Wiih jangan meluas, artefak itu yg ada promosi turisme mall aja.."
"Bisa! Selain artfeak di tanbah, metodeny juga. Krn media iklan cetak n situs internt itu tdk usah disemiotikkan!"
"Bagaimana dest brand spore dlm mempromosokan citra turisme mallnya di situs internet dan media iklan? Ini pertanyaan per1"
Penjelasan Ibu makes sense, sih. Malah cenderung melegakan. Kebayang aja kalau saya juga harus mengkaji iklan destination branding pakai semiotika. Tapi tapi tapi tapi, ini bukan persoalan sederhana. Nggak cuma tentang menambah rumusan permasalahan dan metode saja, tetapi juga heuhueheuheu menambah bab 1, bab 2, dan bab 3. Tahu artinya menambah? Artinya adalah membaca, berpikir, merenung, cari celah rombakan, mengetik, dan sebagainya. Jhahahaha.

Nggak apa-apa, sih. Saya juga sebenarnya menyadari dan paham memang harus dibegitukan. Saya tahu ada sesuatu yang agak miss gitu dari yang saya kerjakan. Hmmm, tapi memang sensasi deg-degean kalau dapat notifikasi dari Ibu itu nggak tertandingi. Hihihihi. Tapi ya kadang-kadang saya iseng aja mikir. Ini kenapa subhanallah sekali apa yang selama ini saya kerjakan. Oh iya, sini deh saya copy-kan screenshot folder draft skripsi saya, deh.




Hahaha. Jadi, siapa bilang saya nggak produktif menulis setahun ini? Pfuiiihhh, produktif kaliiiiiii. Ikikikikikikikikikik. Tapi serius, deh, kadang saya nggak habis pikir kenapa ya di dunia ini ada orang macam Iqra Anugrah yang dalam waktu 5 tahun udah mau dapet 3 gelar padahal umurnya kayaknya setahun di bawah atau agak-agak sebaya sama saya. Hmmm, 1 S1, 1 S2, dan 1 S2. Nah, saya? Pfuiiiihhhh.

Eh, tapi kalau dalam satu semester depan ini saya bisa menyelesaikan skripsi bab 4, 5, 6, dan 7 saya, sih, saya beneran bakal seneng banget dan dapet banget feel jadi sarjana penuh darah, keringat, dan air matanya. Iya loh, saya baru nyadar, kalau rumusan permasalahan saya nambah satu, berarti saya harus nambah 1 bab pembahasan lagi. Nggak mungkin kalau saya masukkan dalam satu bab saja. Masalahnya adalah, rumusan permasalahan poin 1 yang tadi baru dikemukakan Ibu, itu anaknya ada tiga, walaupun memang penelitiannya secara deskriptif. Nah, rumusan permasalahan lama yang sekarang jadi ke nomor 2 itu sudah punya sembilan anak. Iya ada sembilan benda dari mal Singapura yang nantinya akan saya analisis dengan semiotika. Iyaaaak, banyak juga euh. Hmmmmh, baiklah. Lets fight!