Terkadang, untuk mendapat sebuah jawaban atau meraih sebuah impian, kita melakukan banyak cara yang kebanyakan menguras tenaga kita hingga kita merasa nggak tahu lagi harus ngapain. Kita mau menyerah tapi tanggung juga mengingat semua perjuangan yang sudah kita lakukan. Seperti yang sudah saya bilang dalam posting sebelumnya, ya mungkin itulah saat untuk kita berhenti sejenak. Berhenti, berpikir, merenung, dan menarik nafas. Bima bilang sama saya kalau kita juga harus belajar menyerah. Belajar bilang sama diri sendiri, "Nya nggeuslah, rek kumaha deui?" Menurut Bima, bahkan Napoleon pun pernah menyerah. Tapi kata Bima jangan anggap juga belajar menyerah itu adalah sebuah kekalahan. Belajar menyerah itu adalah strategi. Strategi untuk menang. Nggak apa-apa kalah di pertempuran (battle) demi memenangkan perang (war). Hidup kan pada dasarnya perang, jadi jangan sampai demi memenangkan satu pertempuran, kita memforsir diri sendiri sampai akhirnya kita kalah dalam perang yang sesungguhnya. Bima juga mencontohkan pertandingan bola. Biasanya, seorang pelatih akan memutuskan untuk membiarkan timnya kalah saja ketika melihat salah satu pemain topnya hampir cedera. Pelatih itu akan memberikan waktu istirahat bagi pemain-pemain terbaiknya agar dalam pertandingan yang lain mereka menang.
Berhenti sejenak. Istirahat. Tarik nafas.
Kata Bima dan kebetulan sering saya alami juga, di titik itu malah kita akan mendapatkan hal-hal yang tidak terduga. Tuhan justru memberikan jalan yang luar biasa mudah dan indah ketika kita sedang terdiam. Jalan itu kemudian menjawab semua kebuntuan yang kita rasakan. :)