Sepanjang
tahun ini sepertinya saya menghabiskan banyak waktu untuk menonton serial.
Tercatat judul-judul semacam The Big Bang Theory, Grey's Anatomy, Community,
How I Met Your Mother, Modern Family, The Good Wife, Detective Conan, Sherlock
Holmes, Accidentally on Purpose, dan yang baru saja saya tonton 3 season selama
2 minggu ini : Criminal Minds (CM). Thanks to Pak Rian atas jasanya meracuni
saya dengan beragam serial tersebut. Nah, tapi dari banyaknya serial yang saya
tonton, harus saya akui, CM menggelitik saya dengan cara yang berbeda. Jika
serial lain hanya singgah sebentar di otak saya sebagai pelepas penat, CM yang
mengambil fokus kegiatan para agen FBI, yakni Agen Aaron Hotcher, Agen David
Rossi yang sebelumnya diisi oleh Agen Jason Gideon, Agen Spencer Reid, Agen
Emily Prentiss, dan Agen Jennifer Jearou, serta Penelope Garcia, di Behaviorial
Analysis Unit, sejak awal sudah membuat saya tidak bisa netral menonton dan
hanya berfokus pada kehidupan semu yang ditampilkan sebagai alur cerita.
Akhirnya, karena saya hanya manusia lemah yang kerap menulis posting panjang
dan menyiksa pembaca, posting ini pun lahir, sekaligus menandai bangkitnya saya
dari kebuntuan menulis tema serius selama beberapa bulan terakhir. Saya membagi
tulisan mengenai CM ini menurut subjudul, yakni Criminal Minds dalam Dialog
mengenai Supremasi Negara, Feminisme Radikal dari Korban Perempuan di Criminal
Minds, dan Criminal Minds dan Ungkapan mengenai Kita dan Fantasi Kepahlawanan.
Enjoy!
Post a Comment