Cinta Oma Season 2

Tenang!!!! Ini bukan judul sinetron baru kok. Cinta Oma Season 2 adalah salah satu program kerja Departemen Sosial BPH HIMA HI 2009 yang telah dilaksanakan pada Sabtu lalu (21 Maret 2009), bertempat di Panti Sosial Tresna Wredha, sekitar Jalan Lodaya Bandung. Acara ini menghadirkan para Oma nan cantik dan berjiwa patriotik tinggi serta seorang gadis berambut panjang, berkulit sawo matang, dan memakai kaos Blogger Freedom sebagai MC, which is me. Haha. Kenapa dinamai Season 2? Apa karena mengikuti tren sinetron di salah satu stasuin televisi swasta? Oh, tentu saja tidak. Acara ini berembel-embel Season 2 karena memang Cinta Oma tahun ini adalah Cinta Oma yang kedua setelah tahun lalu diselenggarakan dengan sukses di tempat yang sama.
Seperti apakah Cinta Oma tahun ini? Oke, mari kita telusuri pengalaman gadis cantik yang telah sukses MENAHAN AIR MATA saat membawakan acara Cinta Oma Season 2 ini (foto menyusul ya..!!).
Acara dimulai pukul 10 pagi. Sebelumnya para panitia yang telah berada di TKP sejak pukul 09.30 mulai membagi tugas. Ada yang bertugas menjemput Oma dari kamarnya masing-masing, ada yang bertugas menyetel perangkat multimedia di aula Panti Sosial Tresna Wredha (PSTW), ada yang mengatur konsumsi, dan ada juga yang sibuk mengobrol dengan para Oma yang dengan sangat fantastisnya, masih ingat dengan sekumpulan mahasiswa HI Unpad ini. Saya sendiri baru datang pada pukul 10.00 karena ketinggalan bis, hehehe. Setibanya saya di TKP –dijemput di LOdaya sama si ‘ganteng’ Irzanny, ailovyu beibeh!! Tq-, saya disambut oleh panitia yang lega karena akhirnya saya datang juga. Hehe. Maap. Saat sedang menunggu peralatan multimedia rampung, seorang Oma mendatangi saya. Di situlah drama haru pertama muncul. Sambil tersenyum, Oma tersebut menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Saya bukan terharu karena dinmyanyikan lagu ulang tahun, sumpah saya nggak ulang tahun hari itu, hehe, tapi melihat sang Oma yang ringkih dan bungkuk itu tersenyum sambil menyanyi padahal ia sebatang kara di dunia ini, huffffffffffff… itu mengharukan.
Setelah multimedia rampung disetel, acara pun dimulai. Saya sempat speechless bagaimana membawakan acara ini. Pertama, ini acara pertama saya di depan Oma. Saya nggak tahu selera Oma itu apa. Kedua, saya merasa air mata sudah nggak sabar pengen cepet tumpah, terutama karena melihat kondisi Oma di depan saya. Bayangkan, 41 orang Oma yang kemampuan fisiknya telah terbatas di hadapan saya ini melewatkan masa tuanya tanpa kehadiran anak dan cucu. Mereka tanpa keluarga. Ada yang kehilangan keluarganya saat perang, ada yang sejak kecil tidak pernah tahu siapa orang tuanya, ada yang ditinggal anak-anakanya bekerja di luar negeri, dan ada yang dengan sengaja menetapkan hati untuk tinggal di PSTW karena tidak mau membebani anaknya. Gila!! I didn’t know how to start!!!
Tapi akhirnya saya teringat oleh Oma yang tadi mengajak saya bernyanyi lagu selamat ulang tahun. Saya yakin, meski Oma di PSTW ini sudah tidak memiliki tenaga seperti anak muda, mereka masih memiliki semangat muda. Setelah mengucapkan selamat pagi dan memperkenalkan diri, saya berekspansi ke kursi Oma untuk mencari siapa Oma yang jago bernyanyi. Benar saja, dua Oma mengacungkan tangan. Pertama, Oma yang tadi mengajak saya bernyanyi di depan pintu dan Oma yang duduk di seberangnya. Oma yang pertama menyanyikan lagu Selamat Ulang Tahun lagi dan Oma kedua menyanyikan lagu Kasih Ibu. Kami semua ikut bernyanyi (dan saya? Huhu nyanyi tapi pengen nangis!!!).
Setelah Oma dan kami selesai bernyanyi, salah satu pengurus PSTW memberikan sambutan. Sambutan yang sangat panjang dan membuat kami terbengong-bengong. Ibu bertubuh kecil yang dikenal dengan nama Ibu Yetty ini menjelaskan panjang lebar mengenai PSTW, dari kendala hingga kesenangan. Kendala yang dihadapi oleh PSTW, jelas, yang utama mengenai masalah keuangan. Namun menurutnya, di tengah kendala tersebut, PSTW bukanlah panti sosial yang menyedihkan. Semua fasilitas dalam bangunan PSTW bersih dan masih kokoh. Oma-oma yang bernaung di bawah bangunan bercat krem itu pun bukanlah Oma yang hanya bisa duduk dan merenung. Mereka memiliki karya. Setiap Selasa dan Jumat mereka memiliki kegiatan bermain angklung hingga mereka sering diundang oleh pemerintah Kota Bandung dalam acara-acara penting untuk memainkan angklung. Mereka juga bukan Oma yang ringkih dan pikun. Mereka masih mengingat berbagai kejadian perang kemerdekaan yang mereka rasakan saat mereka seusia saya, 20 tahunan. Mereka juga masih ingat lagu-lagu Belanda serta sering berbalas-balasan pantun satu sama lain.
Acara lalu berlanjut. Keriangan mulai terasa terutama saat kami menonton film warkop bersama. Ada Oma yang rajin berkomentar, ada Oma yang tersipu-sipu –gatau gara-gara apa-, ada Oma yang tertawa geli –riang gembira banget kayaknya tuh-, ada juga Oma yang menebak jalan cerita. Acara makin seru saat memasuki sesi games. Keyakinan saya bahwa Oma masih memiliki semangat muda terbukti pada sesi ini. Nggak ada Oma yang malu-malu unjuk gigi ke depan public. Semua maju dengan semangat dan penuh dengan keyakinan!!! Haha.
Games pertama adalah Pesan Berantai. Satu tim terdiri dari 8 orang (4 mahasiswa dan 4 Oma). Orang pertama dibisiki satu kalimat panjang dan orang terakhir harus mampu mengulanginya dengan benar. Tahu apa yang terjadi? OMA TERAKHIR BISA MENGULANGINYA DENGAN BENAR. Haha Games kedua adalah Joget Koran. Wets, walaupun sudah tua, Oma punya kemapuan jogged dangdut yang sangat aduhai. Haha. Heboh dah gayanya! Games terakhir adalah Lomba Merias Wajah. Wajah yang dirias adalah wajah mahasiswa. Siapakah mahasiswa yang beruntung sekali dirias oleh Oma????
Pertama adalah Kahim HI tercinta, Kang Okky. Ahahaha. Seolah nggak mau kalah semangat sama Oma, Kang Oki ngga pake malu-malu waktu ditunjuk buat jadi model yang dirias wajahnya. Hasilnya? Wawwww, Kahim jadi cantik sekali. Ahaha.
Kedua adalah Fransis. Nah, kalo Fransis mah emang udah cantik, jadi waktu didandanin Oma ya jadinya tambah cantik. Ketiga adalah Ketua Pelaksana Cinta Oma Season 2 sekaligus Ketua Ospek HI 2009, jengjengjengjeng, bos saya tercinta, ailovyu MUFLI!!!!! Nggak cuma dirias wajahnya, Mufli juga dipakaikan kerudung. Ahahaha. Berkat gayanya yang heboh dan jogged catwalk yang diiringi oleh lagu Terajana, Mufli muncul sebagai pemenang.
Setelah puas bergames ria, Oma masih punya karya. Ada Oma yang spontan mengajukan diri untuk maju ke depan menyanyikan lagu Teluk Bayur secara solo dan satu Oma lagi mengajukan diri untuk mengeluarkan jurus mautnya bermain pantun. Keren nih Oma-oma. Masih aja inget sama pantun padahal murid-murid saya di bimbel susah banget kalo disuruh ngapalin pantun, apalagi bikin pantun.
Pukul dua siang, dengan diiringi hujan deras dan ditandai penyerahan hadiah secara simbolis dari Mufli kepada tetua Oma, acara Cinta Oma pun usai. Ada banyak hal yang bisa diambil dari acara ini selain 2 box nasi-ayam-capcay-pisang, sepiring camilan, berpiring-piring cake, dan bergelas air mineral. Nilai bahwa seharusnya kita malu dengan Oma yang hingga kini masih mengingat detail pelajaran yang ia dapat ketika muda. Nilai bahwa di usia tuanya yang sepi, Oma masih bisa bersemangat. Nilai bahwa kebersamaan kita dengan keluarga kita yang bahagia adalah bagian dari perjuangan Oma yang dulu ikut berperang dan merelakan anggota keluarganya menjadi pahlawan tak dikenal. Dan yang terpenting adalah nilai bahwa Oma adalah bagian dari bangsa Indonesia yang paling tua dan sangat mencintai bangsa Indonesia. Bisakah di usia tua nanti kita memiliki semangat seperti semangat yang dimiliki Oma-oma cantik di PSTW ini?


Ark.Mar’09