sebuah foto yang acap tersenyum kepadaku

Fotomu senyap
Menyuarakan bisu yang makin disumpal sebuah kendali
Dan aku pum mengendap-endap menyiasati agar tangisku tak menderai
Kau tak mati walau kuyakin kau ingin
Kuakui kau miliki tegar yang berfinal rapuh hati
Roda kehidupan dinasti yang kau rengkuhi kini tak bernadi
Kau hanya menecap-nyecap asa basi yang mulai menjauhi imaji
Kau tetap senyapi harimu dalam bui terali yang bukan besi
Menggauli berton sesak hati yang berhilir pada ketololanmu yang naïf
Kau tahu kau daif tapi temanmu kuat merajai dan membuatmu tercekcoki lalu mematuhi
Pidana, kriminal, dan entahlah apalagi yang giat didiplomasi oleh pelaku hukum yang cacat hukum kini kau ratapi telah kau singgahi
Kau bisa apa kini?
Rezim reformasi yang sok demokrasi yang mencinta duit kini yang menguasai
Kau menafasi udara yang tak lagi gratis dan kau harus membayari sesuatu yang bisa dulu kau hindari kalau kau mencermati
Sekarang siapa yang hendak aku salahi
Sedang kau bisu sebisu fotomu yang ada di depan diriku kini

Des.06.