Saya bukan orang yang fanatik banget sama agama, tapi saya selalu percaya bahwa Allah sayang sama saya sehingga senantiasa memberikan hal-hal yang saya butuhkan pada waktu terbaik. Mungkin kalau Karl Marx bertemu saya, Marx bakal senang karena perilaku saya yang sulit masuk kategori ngoyo ini akan menguatkan tesis Marx yang mengatakan bahwa agama adalah candu karena berpotensi membuat manusia enggan bekerja. Hmmm, tapi apa ya. Saya sudah sering mengalami bahwa ketika saya sedang berusaha sekuat tenaga, ternyata hal yang saya kejar tidak kunjung datang. Ketika saya mau kecewa, nggak bisa juga. Sebabnya saya tahu dari hal-hal yang saya perjuangkan tersebut, meskipun hasilnya tidak sesuai dengan yang saya harapkan, nyatanya saya mendapat banyak pelajaran dari sana. Lebih senangnya lagi ketika ternyata saya mendapat hal yang lebih saya butuhkan ketimbang yang saya inginkan. Entahlah, saya hanya yakin bahwa saya nggak perlu terlalu berambisi karena Allah sudah menyiapkan sesuatu untuk saya.
Hmmm, tapi saya juga bingung sih akhirnya. Kenapa di sekitar saya terdapat banyak orang yang berambisi dan menyibukkan dirinya dengan berbagai keribetan hidup yang dipenuhi juga oleh keluhan? Bagi saya, ada bedanya ketika kita bekerja keras dan ketika kita berambisi. Bekerja keras memang diwajibkan agama, tetapi berambisi? Bermbisi hanya akan membuat jiwa kita lelah dan mudah marah. Cukuplah kita bekerja keras saja kemudian menerima apa yang ditetapkan Allah untuk mengganjar kerja keras kita. Yang paling penting sih kita mengerjakan sesuatu dengan ikhlas untuk diri kita sendiri dan dengan pertanggungjwaban kepada Allah, tanpa perlu kita berusaha untuk memuaskan dan membanggakan orang lain.