Perempuan on Action !!!!! Aaaaaaaaawaawwwww…!!!!

Keton dan aldehid dapat dibedakan lewat bereaksi atau tidakkah ia saat direaksikan dengan Fehling A atau Tollen’s. Alkohol dan eter pun dapat dibedakan lewat bereaksi atau tidakkah ia saat direaksikan dengan natrium. Nah, bagaimana metode yang tepat untuk membedakan laki-laki dan perempuan?


Jawaban saya hanya satu, bawa mereka ke lapangan, beri mereka tugas main sepak bola dan dari sana akan kita lihat betapa berbedanya laki-laki dan perempuan.
Tiga tahun saya bersekolah di SMA 3 dengan berbagai pengalaman menonton liga bola antarkelas serta memainkannya (eits, siapa kiper terbaik kelas 3ipa5??? Saya, tentunya…!!!) akhirnya saya bisa menarik kesimpulan ini.


Laki-laki kalau main bola bawaannya teriak gini mulu,


“Anjiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiing!!!! Goblog! Bawa kadieu, beul!!!! Ah, sia mah!”


(jangan tanya artinya, deh, walaupun saya juga kadang sering , sering kadang, sering-sering, dan kadang-kadang meneriakkannya tapi saya tetep nggak tega ngasih tau artinya. Intinya mah kasarlah!).


Dan bagaimana dengan perempuan? Perempuan jauh lebih halus dalam meneriakkan kekesalan, tapi mereka cenderung tidak tegas dalam mengungkapkannya, baur
banget! Kayak gini…


Suara 1 : Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaawwwwww!!!!


Suara 2 : Ih, itu itu itu itu bolanya tendang!!!!!!!!!!


Suara 3 : Beceeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkkk!!!!


Suara 4 : Aduuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhh, kotorrrrrr!!!!


Suara 5 : Ihhhhhhhhhhhhhhhhhhh, sakittttttttttt!!!!


Suara 6 : Bolanya awas awas awas awas awas bolanyaaaaaaaaa!!! Awaaaasss!!


Suara 7 : Vannyyyyy!!! Awas!!! Ayaaaaasss!! Deyyyyaaa!! Ambilllll!!!


Suara 8 : Aduuuuuuuuuuhhhhh!!!!


Suara 9 : Awas awas awas, ambil ambil ambil!!!!


Suara 10 : Lariiiiiii!!!


Suara 11 (kiper) : Bolanya bawa jauhhhhhh, anjiiiiiiiiiiiiiiiiiiisssss!!! Bantuin gua jaga di depan woooooooyyyy!!!! Hoiiiiiii!!! Awas, May…itu musuh….Arggghhhh!!!! Yeeeeee, nggak gol…– suara saya –


Suara 12 (suporter kelas yang nggak kalah heboh) : (Reaksi atas kegagalan gol kelas orang) Gopeeeeeeeeeeeeeeeee, I Love yuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu….!!!!



Selain dari teriakannya, laki-laki dan perempuan juga dapat dibedakan dalam cara membawa bola. Kalau laki-laki, pembagian 442 nya teratur, sedangkan perempuan ?


Wah, prinsip perempuan hanya satu, dimana ada bola, di sana ada kami.


Jadi kalau laki-laki main tuh berdasar pada porsinya, kiper ya kiper, pertahanan ya pertahanan, penyerang ya penyerang…Nah, kalau perempuan, satu-satunya yang konsisten dengan tugas cuman kiper doang! Itu pun kadang kipernya hokcay (molohok bari ngacay –bengong sambil ngiler –) di gawang soalnya nggak ada kerjaan (tapi saya enggak kok…).


Ya iyalah, secara bolanya aja dibawa-bawa sama 20 orang lain yang teriakannya sama-sama beda, kenceng, cempreng. Nah, 20 orang itu pun yang benar-benar keringetan paling cuman 19 orang (???) eh, 9 orang deh…10 sisanya ya ikut-ikutan lari aja…trus kalau bolanya ada di deket mereka kadang mereka suka lupa mana kawan mana musuh…trus malah ngumpan ke musuh…Waaaaah, parah!


Perbedaan lain adalah perempuan sangatlah barbar dalam berlari. Jadi kalau perempuan A udah bawa bola maka segala macam rintangan harus sirna. Dia akan terus berlari dan menyodok segala macam organ vital perempuan lain yang ia anggap menghalangi jalnnya. Untung aja nggak peraturan 3seconds dalam sepak bola.
Terus perempuan tuh kalau satu ada yang luka ya maka berhentilah seluruh permainan. Ngurusin yang luka, lah…biasa…


Wah, gila lah…pokoknya kalau perempuan main bola, suasana akan sangat memanas dengan segala macam teriakan cempreng dan kesakitan gara-gara jatuh disenggol.
Yah, mungkin itu adalah salah satu alasan mengapa pemerintah tidak mengizinkan program listrik masuk desa….eeeeeeh, PON cabang sepakbola putri….Takut berisik seIndonesia. Dan yang jelas inilah yang membedakan laki-laki dan perempuan secara mendasar. Halaaaah.



(arkiar)

1 comments:

eh yang sura 12 salah tuh!

Reply