friends

Sadar nggak sih kalau pada akhirnya, setelah melewati bermalam-malam curhat di YM tentang kebetean kita akan seseorang, atau berhari-hari muak melihat tingkahnya, atau berbulan-bulan memendam sensitivitas yang tinggi atas segala sepak terjangnya, atau setelah bersemester empet sama celetukan yang anehnya, kita pasti bakal sampai pada tahap accepting atau menerima segala kelebihan, kekurangan, kebaikan, dan kebusukan teman kita? Nggak semua dari kita memang yang bisa berteman sama dia. Tapi paling nggak, kita bisa menerima dia sebagai orang yang pasti akan selalu kita hadapi jadi kita bersikap, "Si X mah emang kayak begitu orangnya," ketika sifat babinya kambuh di depan mata kita atau mengganggu ketertiban umum.

Yah, pada akhirnya kita akan sampai juga pada tahap bahwa sifat dia yang bagi kita mengesalkan itu sebenernya ada gunanya juga. Kita pun akhirnya mengubah pandangan kita yang awalnya tergangu dengan sikapnya menjadi pandangan fungsional yang bisa menjadikan sifat babi itu menjadi strategi yang menguntungkan. Hehehe.

Dan ingat, di dalam tubuh kita yang sepertinya unyu nan takberdosa di mata kita ini, tersimpan pula sifat yang bagi teman kita adalah sifat babi. Jadi, ya satu sama lah. Hehe.

Ark. Des'11.