Persoalan Hidup Anak Remaja


Saya sedang menelaah beberapa hal yang kerap terjadi pada diri kita, si manusia yang tak luput dari khilaf. Ternyata meskipun kita sudah berhasil menemukan peradaban Mohenjo Daro-Harappa dan Sungai Kuning kemudian menggantinya dengan peradaban digital pasca-Perang Dingin, kita selalu dihadapkan pada fakta-fakta sulit semacam hal yang saya kemukakan di sini.

1. Alarm sudah bunyi dari jam 6 tapi karena satu dan lain hal yang semuanya berujung pada rasa termanusiawi dari manusia, yakni malas, tangan kita secara reflek meraba-raba segala hal yang berada di bawah bantal kemudian tanpa sempat dicegah oleh mata dan otak, alarm tersebut secara sukses mati. Kita pun tidur lagi sambil mengeluarkan excuse bahwa, "5 menit lagi aja gapapa kali," yang nantinya akan kita sesali karena ternyata kita tertidur lagi selama satu setengah jam lebih lima menit. ZONK!!!!! Yes, that's so me. Pada proses ini, sekuat apa pun niat kita pada malam sebelumnya untuk bangun pada waktu yang telah ditentukan dan sekeras apa pun usaha kita untuk melek, semua pasti akan gagal karena sesungguhnya kalau diibaratkan dengan peribahasa, jauh tangan dari otak dan angin berputar ombak bersabung. Tahu artinya? Nggak tahu? Mas Google aja nggak pernah kuliah sastra aja tahu.

2. Sarapan itu baik bagi kesehatan otak. Pernah dengar ungkapan itu? Saya nggak paham, sih proses secara biologisnya, tapi yang jelas, memang benar sih kalau saya nggak sarapan, maka hormon emosi saya meingkat lebih cepat dan sel-sel otak saya sulit diajak berkompromi untuk memahami persoalan hidup semacam "Kenapa sih ini mobil-mobil jalannya lambat semua!"; "Ini motor sumpah ya ngajak ribut motong jalan sembarangan!"; "Astagaaaa, ini angkottttttt, nyari duit sih nyari duit, tapi nggak nyelakain orang jugakkk!". Ah, tapi kadang saya berpikir, apakah persoalan sarapan ini memang benar adanya ataukah hanya suatu agenda tersembunyi yang disebarkan oleh produsen makanan yang kemudian dikukuhkan oleh mama kita? Kita pun jadi nggak bisa mengelak dari konspirasi terselubung itu dan akhirnya tersugesti bahwa kita harus sarapan padahal bangun pagi saja kita sulit.

3. Pengen, deh saya sekali-kali pulang ke rumah itu siang atau sore hari sebelum magrib lalu menghabiskan senja dengan syahdu dari balik tembok di kamar. Sulit merasakan hal itu? Oke, kalau begitu, pihak yang paling harus  kita salahkan adalah jalan raya yang nggak bisa secara fleksibel melebarkan dirinya saat macet sedang menerpa. Oke, itu absrut. Kalau begitu salahkan kredit motor dan mobil yang begitu mudah sehingga semua rakyat bisa menikmati motor dan mobil, dua benda yang bahkan oleh pemerintah Singapura sudah dibandrol sebagai benda haram yang akan menghancurkan peradaban deindustrialisasi mereka. Nggak tega karena kita termasuk pengguna motor dan mobil yang masih kredit? Oke, salahkan teman-teman dekat kalian yang dengan manis merayu kalian untuk menghabiskan sore hingga malam di che.co.

4. Ah, iya. Berhubung saya adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah nggak mengambil kuliah lagi sejak semester delapan menerpa, saya jadi agak lupa deh sama poin ini. Kalau kalian adalah tipikal mahasiswa yanbg mengerjakan tugas sesaat setelah diumumkan dosen padahal deadline tugas tersebut adalah di akhir perkuliahan, which is enam bulan lagi, maka segera skip poin ini. Kalau kalian sudah termasuk dalam poin ini, maka kalian adalah mahasiswa yang sudah bisa mengatasi kesulitan hidup nomor 4, yakni mengerjakan tugas dengan tertib dan tumaninah. Kebanyakan dari kita, si mahasiswa yang berbudi luhur dan peka terhadap kejadian mutakhir dunia, sulit rasanya mengerjakan tugas sebelum deadline datang. Yang sering terjadi adalah kita baru mengerjakan tugas satu malam sebelum deadline yang ternyata nggak mungkin beres, yang akhirnya kita dihadapkan pada pilihan sulit, skip kuliah yang jam delapan buat ngerjain tugas yang poinnya 15% ini, ataukah skip tugas tapi masuk kuliah jam 8 demi absen dan kemungkinan kuis yang poinnya bisa 10%, bisa 15%, dan bisa juga dianggap sebagai UTS. Ketika kita mengirim sms pada teman dekat untuk menitip absen, ternyata dia sedang galau dan malah ngajakin kita curhat. Kita pun hanya bisa membalas smsnya sambil berserah diri pada Tuhan sambil nyanyi Que Sera Sera sampai keesokan paginya ketika kita sadar kita ketiduran, ternyata laptop mati sendiri karena baterai habis, kita nggak nyalain mode autorecovery di word, dan ini sudah jam setengah sepuluh pagi. Hujan deras. Mati lampu. Pulsa habis. Internet dan hape. Jomblo. Oke,ini keadaan yang bagai bergantung pada selembar rambut. Kalau sudah begini, hanya orang-orang yang fleksibel dengan rencana Tuhan yang masih bisa bertahan hidup tanpa stres. Tawakallah karena sesunggunya ada setitik harapan setelah lorong gelap. Yah, meskipun harapan itu baru datang tahun depan saat mengulang.

5. Patah Hati. Di saat patah tulang, hepatitis, lever, dan malaria sudah ada obatnya, patah hati yang lebih banyak diderita, lebih banyak bermasalah, dan lebih darurat masih saja belum ada solusinya. Ini penting banget loh untuk segera kita cari solusinya. Hukumnya fardu kifayah. Ini tuh persoalan umat yang paling berat. Ungkapan yang paling pas menunjukkan urgensi penyelesaian masalah ini adalah "Merajukkan karam air di ruangan, hendak karam ditimba jua." Pokoknya penting, deh. Oh iya, jangan juga kalian suka meledek orang yang patah hati. Selayaknya orang yang ditimpa kemalangan yang di luar kuasanya, begitu pula orang yang patah hati. Plis, deh, patah hati itu tak disengaja dan tak direncanakan. Kalau dia mau sih, dia pengen kali hidup happily ever after dan jadi pangeran yang nggak balik jadi kodok lagi. Pokoknya selama patah hati masih belum ditemukan obatnya, jangan sekali-kali kalian menambah parah berat hidup si orang itu. Ya, iya sih, bete juga misalnya kalau kalian punya temen yang kerjaannya di twiter ngeluh melulu, di fesbuk juga nyepet melulu, di blog bikin puisi semua, di YM statnya ganti-ganti tapi semuanya intinya bete sama komitmen, dan kalau ngesms nggak jauh-jauh dari luka. Tapi daripada kalian menghina-hina di belakang, mending sebagai teman yang baik, semprot aja deh dia kalau tindakan dia yang patah hati juga bikin kalian terganggu. Yah kalau gini mah kontradiktif dong sama pernyataan saya sebelumnya? Ah, ya namanya juga patah hati adalah persoalan yang belum bisa ditangani.


Oke, ini baru lima biji buah. Saya masih mau ngajar lagi jadi posting ini masih saya rencanakan sebagai posting yang bersambung. Tunggu sesaat lagi.

2 comments

setelah dibaca dengan hati yang tenang dan jiwa yang tenteram, tulisan kamu keren juga deh mbake

aku jadi suka awawaw :3

Reply

maju terus insan blogger dan insang-insang ikan lainnya! #random

Reply