Resolusi


Oke, selamat tahun baru 2012, semuanya! :)
Awal tahun, akhirnya menginjak lagi awal tahun dan blog ini pun akhirnya menginjak usia kelima. Wow, saya sudah merekam sebagian hidup saya selama lima tahun, ternyata. Nostalgia sebentar dengan melihat tulisan-tulisan saya, saya jadi ingin tertawa sendiri. Tapi tidak apa-apa, saya pernah berkata pada diri saya sendiri bahwa kalau saya sudah bisa menertawai diri saya sendiri, maka artinya saya sudah mengambil pelajaran dari sana dan mungkin saya sudah satu tingkat lebih tinggi dibandingkan saat itu. 

Ya, selain membaca tulisan yang ada di blog ini, saya juga membaca tulisan saya yang ada di dalam catatan saya dan 'diary' saya. Saya juga mengingat-ingat beberapa rekaman dari otak. Ah, iya, saya juga membuka beberapa hal, baik catatan maupun ingatan, yang selama beberapa tahun ini enggan saya buka. Hehe. Masih tentang masa lalu yang tidak terlalu enak, masa lalu yang saya benci, masa lalu yang agak menyesakkan, tapi saya juga nggak bisa membenci masa itu karena tanpa ada masa-masa itu, saya nggak akan mungkin menjadi saya yang sekarang. Beberapa hari terakhir ini saya pikir saya sudah mulai tidak membenci hal-hal dan orang-orang dari masa lalu. Saya malah jadi benci sama diri saya sendiri kenapa saya bisa berada pada posisi itu dan tidak terpikir mengambil keputusan atau bertindak seperti apa yang saya pikirkan pada hari ini. Haha. Tapi ya sudahlah. Semoga pada masa ini saya tidak melakukan hal-hal yang membuat saya sedih dan menyesal pada masa mendatang. Ya, itu resolusi saya yang pertama.

Eniwey, malam tahun baru kemarin saya melakukan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, menonton kembang api dari lantai atas rumah saya. Senang rasanya melihat keadaan kota Bandung yang begitu semarak dengan kembang api. Saya memposting foto yang saya ambil pada saat itu dan hasilnya yang paling mending dibandingkan foto lainnya. Hihi. Maklum, kamera hape. Kembang api tahun ini sepertinya lebih ramai daripada kembang api tahun sebelumnya. Jauh lebig semarak, jauh lebih menggembirakan, jauh lebih gempita. Mungkin dipengaruhi juga oleh suasana hati saya yang sudah lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya, mungkin juga karena keadaan orang-orang yang bermain kembang api itu juga membaik. Ya, semoga tahun 2012 ini memang membawa hal-hal yang jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya.

Bapak teman saya dan teman saya pernah bilang, kenapa harus menyakralkan momen tahun baru untuk membuat perubahan karena toh setiap hari harusnya kita melakukan perubahan tanpa harus menunggu pergantian tahun. Ya, saya juga menyepakati pernyataan itu, sebenarnya. Bukankah saya juga lebih suka dengan momen ulang tahun ketimbang tahun baru? Yah, memang pernyataan itu tidak salah, tapi sepertinya juga harus ada penghormatan atas momen yang dirayakan oleh sebagian besar manusia di dunia ini. Momen itu adalah momen berkumpulnya harapan, doa, dan niat secara bersamaan yang diiringi oleh suka cita karena diberi kenikmatan masih bisa menikmati tahun yang baru meskipun ada banyak cobaan yang terjadi pada tahun yang sebelumnya. Momen itu juga merupakan momen untuk berharap pada Tuhan agar hal-hal yang terjadi pada tahun sebelumnya bisa menjadikan mereka manusia yang lebih baik dan lebih bahagia di tahun yang baru. Yah, momen dengan nilai kebersamaan dan kegembiraan yang menyenangkan. Saya juga mengharapkan hal demikian, semoga denganbekal yang saya peroleh pada tahun sebelumnya, saya bisa menjalani tahun 2012 dengan lebih baik dan membahagiakan. Itu termasuk resolusi saya yang kedua.

Ah, iya, beberapa hari terakhir saya menghiasi posting saya dengan laporan bahwa saya ke mal, saya menemukan file-file lagu Energy dan lagu lama lainnya, bikin ribut di twiter dengan mengatai teman-teman saya dan saya sendiri sebagai pejomblo, dan saya juga menonton City Hunter. Sepertinya hidup saya hedon sekali ya haha. Sebenarnya selain melakukan hal-hal menyenangkan tersebut juga saya masih UP, kok. Saya juga mengerjakan silabus baru untuk semester dua nanti. Teguran dari bos saya mengenai pekerjaan saya walaupun sempat saya terima dengan hati yang menggerutu dan celotehan protes, sebenarnya juga membuat saya berpikir keras bagaimana menjadikan anak-anak yang kapasitas otak dan kebiasaan hidupnya bervariasi ini bisa memahami pelajaran yang diberikan kepada mereka. Akhirnya ya begitulah, saya membuat silabus baru, saya membeli beberapa buku materi dan soal baru, saya download soal latihan baru, saya membaca lebih banyak, dan sebagainya yang membuat saya sempat iseng bertanya pada diri saya sendiri ketika saya sedang pusing, "Emannya gaji gue sebanding dengan apa yang gue lakuin sekarang? Emangnya ini cita-cita gueeee?" Saya kemudian menarik nafas panjang. Kayaknya saya nggak boleh, deh, berpikir kayak gitu. Kerjakan saja. Toh juga saya melakukannya tanpa dipaksa siapa-siapa. Toh juga ini hasil pemikiran saya. Toh juga saya pasti bakal senang nanti kalau mereka bisa paham apa yang ingin saya jejalkan kepada mereka dan mereka bisa masuk ke sekolah yang mereka cita-citakan. Nah, konyol rasanya saya sampai kesal pada keputusan saya sendiri. Haha. Yang saya tahu adalah orang tua saya suka berkata bahwa saya harus mengerjakan segala sesuatu sebaik mungkin dan secara serius. Jadi, ya, saya akan menutup mulut saya yang suka tiba-tiba protes.

Oh, iya selain mengerjakan silabus, saya juga menghabiskan siang saya dengan mengubah tata letak kamar dan terakhir, saya mengecat kamar saya. Sekarang masih belum kering benar sehingga warnanya juga masih belum terlihat rata. Saya nggak ngecat dengan warna aneh, kok, cuma warna putih saja hahahaha. Hidup saya seimbang, kan? Saya akan mempertahankan keseimbangan ini sepanjang masa. Haha. Itu resolusi ketiga. 

Ah, tadi malam saya mimpi ketemu nenek saya. Seperti apa ya sekarang keadaan nenek saya? Sepanjang tahun 2011 lalu saya tidak mengunjungi nenek saya. Hmmmm. Saya biasa memanggilnya Mbah Dewi. Nama panjangnya Dewi Nawang Sasi. Saya sayang sekali sama Mbah Dewi. Waktu ibu saya kuliah dan saya menangis, Mbah Dewi yang mengasuh saya dan menggendong saya keluar, jalan-jalan, supaya bisa lupa sama tangisan saya. Kalau saya ke Surabaya, Mbah Dewi selalu suka mengambilkan makanan dari toko tante saya, membelikan roti sisir, kelanting, dan brudel di pasar, dan masak makanan yang banyak. Ah, semenjak Kung Dam, kakek saya meninggal empat setengah tahun lalu, pas pada hari saya jadian sama mantan saya, Estu, Mbah Dewi sering melamun. Lucu sebenarnya. Waktu Kung Dam masih hidup, mereka bukan pasangan yang suka saling menggenggam tangan, tetapi pasangan yang lebih suka berantem seperti pasangan di film Korea. Sok-sok jual mahal gitu melulu hahaha. Yah, tapi waktu Kung Dam meninggal, MBah Dewi jadi sering melamun. Waktu Kung Dam meninggal juga saya nggak ke Surabaya. Saya bilang ke ayah saya kalau saya ada UTS, padahal nggak juga harus jadi alasan, sih. Saya cuma nggak bisa melihat ada orang yang dekat dengan saya dibalut kafan kemudian dikebumikan. Itu bukan pemandangan yang bisa saya hadapi dengan kuat, rasanya. Ah, tapi menyesal juga rasanya tidak berada di saat yang membuat nenek yang saya sayangi sedih. Berkaitan dengan poin ini, resolusi keempat saya selain berharap bisa ke Surabaya tahun ini setelah saya lulus, saya juga harus bisa menjadi orang yang kuat kalau dihadapkan pada sesuatu yang menyedihkan. Nggak boleh menghindar.

Harus kuat, nggak boleh menghindar, kalau begitu hal berikutnya yang harus saya jadikan resolusi adalah harus move on. Hahaha. Ya ya ya ya, saya harus bisa move on dari hal-hal yang sempat saya perjuangkan namun ternyata saya malah terinjak-injak. Saya harus ingat bahwa hidup saya nggak cuma sepanjang 16 atau 20 episode film Korea dan yang paling penting adalah si orang yang membuat saya merasa jadi orang paling bodoh sedunia itu juga bukan Lee Min Ho sehingga dia tidak perlu dan tentu saja tidak pantas menerima kebaikhatian saya yang senantiasa memaafkan dan berharap yang terbaik. Nggak sama sekali. Dia tidak terlalu berharga untuk saya pikirkan. Mungkin kemarahan saya ini juga dilatarbelakangi oleh penolakan dan penghindaran yang dia buat, tapi lebih dari itu, dia memang tidak pantas untuk saya pikirkan karena dia memang jahat sebagai laki-laki dan manusia, terlepas apakah si perempuan yang dia begitukan adalah saya atau bukan. Tahun 2012 ini saya harap saya bisa berhasil mengangkat semua tumor perasaan saya buat dia yang membesar selama tahun 2011. Saya bakal melihat orang lain yang mungkin ada di depan, belakang, samping saya. Bodoh rasanya satu tahun kemarin saya cuma fokus sama orang itu dan mempermalukan diri saya di dunia maya karena perasaan suka dan kemarahan saya. Bodoh juga rasanya saya sempat berburuk sangka pada diri saya sendiri karena ajaran dan pemahaman agama yang selama ini saya percayai dan anut dipermasalahkan dan dipeyorasikan olehnya. 

Hmmmm, sepertinya ini minggu terakhir saya liburan. Beberapa hari lagi saya harus kembali mengajar, mengaplikasikan program saya, dan tentu saja saya harus mengerjakan skripsi saya, Ya, semoga saya bisa melakukan yang terbaik dan mendapat hasil yang terbaik juga. Semoga semester dan tahun ini menyenangkan. :)

Ark. Jan'12.